PRAMUKA GEMBIRA MA AL-MUNAWAR
![]() |
PERMATA MA AL-MUNAWAR TA 2019 |
Menjadi seorang Pramuka memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang.
Sebagian melihat dari sisi patriotisme dan nasionalisme, lainnya dari sisi hobi
berkemah, ada pula yang melihat peluang organisasi dalam Pramuka, namun rasa-rasanya
sedikit orang muda yang suka dan rela menjadi Pramuka dengan alasan keren,
asik, bersahabat, dan gaul. "Loh, Pramuka itu keren, asik, bersahabat, dan
gaul kok! Banyak buktinya!" Ya tentu saja, itu jawaban kita yang kenal dan
telah suka dan rela serta tau tujuan kita menjadi Pramuka dari awal. Namun
bagaimana dengan adik-adik yang baru menjadi Pramuka? Bagaimana dengan generasi
kurikulum 2013 yang terkena wajib Pramuka? Apakah mereka merasakan hangatnya
persaudaraan Praja Muda Karana sama dengan seperti yang kita rasakan? Walaupun
tiada data dapat aku berikan soal ini, namun boleh dilihat terutama di Jakarta
bagaimana minat orang muda terutama golongan penegak pada gerakan kita ini,
kakak-kakak pun tahu jawabnya. Bagaimana ini bisa terjadi? Satu sisi kita
menyukai gerakan ini dengan segala isinya, dan sisi lain kawan-kawan kita hanya datang pada latihan Pramuka dan pulang
tanpa muncul sedikitpun rasa suka. Apakah ini karena Pramuka diwajibkan?
Ataukah ini salah kurikulum 2013? Rasa-rasanya tidak, boleh jadi ini kesalahan
kita yang mengaku "Pramuka Sejati" dan menganggap adik-adik kita
tidak lebih sejati dari kita. Toh memang beberapa kali aku menjumpai soal
semacam ini, kakak yang seakan selalu benar dan menganggap adiknya tak lebih
baik dan tak tahu apa-apa. Sekali waktu aku bertemu dengan kakak-kakak penegak
dari beberapa sekolah, muncul banyak cerita soal bagaimana mereka masuk dalam
gerakan yang kita cintai ini, ada yang bercerita soal dikomentari dengan ketus
soal kesalahan seragam, ada pula yang diremehkan karena tidak menguasai semafor
dan tali temali. Kasus semacam ini kadang terjadi, ketika seorang adik datang
penuh semangat untuk menjadi "Pramuka Sejati" justru kakak tidak
menerimanya dengan tulus, tidak ing ngarso sungtulodo, ing madyo mangunkarso,
dan tidak tut wuri handayani. Lalu bagaimana mungkin Gerakan Pramuka bisa eksis
di kalangan orang muda kedepan? Ini bukan soal menyalahkan satu pihak, namun
ini pertanyaan untuk aku dan kakak renungkan. Memang tidak banyak mereka yang
merasa lebih "Pramuka Sejati" dibanding adiknya, banyak juga
kakak-kakak yang justru merupakan contoh metode revitalisasi Gerakan Pramuka
yang ideal. Kakak-kakak yang membuka tangannya bagi siapa saja yang hendak
dibina menjadi Pramuka, kakak yang
keluar dari zona nyaman dengan menyadarkan diri bahwa Pramuka telah masuk era
baru, bukan lagi seperti cerita kakak-kakak kita tentang kejayaan Pramuka
dimasa lalu. Sekarang ini kita jangan terlalu berbangga dengan bagaimana
Pramuka dulu, namun, Kak, mari kita pikirkan mau dibawa kemana kejayaan itu
sekarang ini? Semua sepatutnya dimulai dari kita, Kak, kita membuat Pramuka
terbuka bagi siapa saja, latihan kita segarkan menjadi lebih menyenangkan,
menarik, dan menantang. Hal-hal simbolik seperti soal kelengkapan dan tata aturan
seragam kita tentu penting dan mengandung arti kiasan yang dalam, apalagi
pengetahuan teknik Pramuka yang sangat berguna bagi kehidupan kita, namun
mungkin bukan itu titik beratnya, seorang kakak pernah berkata "Pramuka
ini bukan cuma soal tali temali, morse, dan baris-berbaris! Pramuka sejati itu
takwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia,
patriot yang sopan dan kesatria, patuh dan suka bermusyawarah, rela menolong
dan tabah, rajin, terampil, dan gembira, hemat, cermat, dan bersahaja,
disiplin, berani, dan setia, bertanggung jawab dan dapat dipercaya, dan
terakhir suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan". Karakter yang
ditempa, karakter yang dinilai, karakter yang dipandang, karakter yang
mengindikasikan siapa sebenarnya "Pramuka Sejati", karena Pramuka ini
all in one. "Rajin, terampil, dan gembira senantiasa Praja Muda Karana..
Sopan dan tak kenal rasa sombong, bersahaja, setia, suka menolong.. Ya ya ya
itulah Pramuka, Pramuka sejati.. Sejati kata dan perilakunya.." Mohon
pembaca memaafkan catatan yang tidak sempurna dan penuh kekurangan dan
kelancangan ini. Satukan hati, semangat revitalisasi! Salam Pramuka!
Comments
Post a Comment